Salah satu hal penting yang membuat manusia berbeda dengan makhluk lain adalah cinta, sesuatu yang sulit didefenisikan, bahkan dipahami. Karena cinta membuat manusia bergairah, bersemangat, tapi bisa juga membuatnya bersedih dan galau. Cinta lahir dari perasaan yang tidak membutuhkan logika. Sehingga seringkali tindakan atas nama cinta bertentangan dengan logika, bahkan perasaan lainnya. Seperti memilih untuk setia pada kesedihan, kesulitan, meskipun pada dasaranya semua manusia menginginkan kesenangan dan kebahagiaan.
Sebagai umat beragama, kita tidak dibiarkan sendirian melarutkan perasaan, hingga jatuh kepada hal-hal yang berlebihan dan cenderung merugikan. Agama memberikan petunjuk dan arahan tentang bagaimana mengendalikan semua perasaan dan keinginan yang ada pada diri manusia. Karena kehidupannya bukan hanya miliknya, dan berhubungan dengan dirinya semata. Tapi berhubungan dengan Allah Swt. Sang Pencipta, serta berhubungan dengan sesama manusia.
Hal inilah yang menyebabkan manusia dalam beribadah dan bermuamalah, mesti terikat dengan tuntunan yang diberikan. Karena manusia dengan segala keterbatasannya dapat terjerumus kepada hal-hal yang merugikan dirinya dan orang lain tanpa diketahui atau disadari. Dengan kata lain, cinta atau mahabbah perlu dikontrol oleh tuntunan agama dan akal sehat, agar tidak sampai membuat manusia nyaman dalam melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dia lakukan dengan atau mengatas namakan cinta (mahabbah).
Penulis: Anton Jamal